Sabtu, 27 September 2014

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 September 2014



Bodhisattva mengajari kita agar saat mendengar ceramah jangan melekat pada kata-kata; dalam membaca sutra jangan melekat pada aksara dan tulisan. Yang kedua adalah jangan melekat pada nama, kata benda, istilah, semua ini adalah perumpamaan yang digunakan Buddha Sakyamuni untuk mengajari para makhluk, jika melekat maka ini sudah salah. Haruslah memahami makna yang terkandung di dalamnya, tidak perlu mempermasalahkan tulisan tersebut.

Yang ketiga adalah tidak melekat pada pemahaman sendiri, apa yang saya lihat, menurut penafsiranku artinya adalah begini-begini, tidak boleh. Mengapa demikian? Ucapan Buddha yang selanjutnya dituangkan ke dalam tulisan, semua ini adalah mengalir keluar dari jiwa sejatiNya. Di dalam jiwa sejati tiada rupa juga tiada non rupa, barulah anda dapat menyelaminya.

Mengapa tidak boleh membaca tulisan lalu mengartikannya menurut pengertian sendiri? Tidak boleh, karena di dalam jiwa sejati tiada rupa, oleh karena tiada rupa maka itu memiliki rupa yang tak terhingga; oleh karena dia tak bermakna maka memiliki makna yang tak terhingga.

Sampai kapan barulah dapat memahami keseluruhannya? Saat menemukan kembali jiwa sejati, mencapai penerangan sempurna, setelah menemukan kembali jiwa sejati maka segalanya akan dipahami dengan bebas tanpa rintangan. Apakah saat itu masih ada makna di dalam dirimu? Tidak ada. Mengapa demikian? Insan yang telah menemukan kembali jiwa sejatinya, segala kekotoran batin dan tabiat yang merintanginya sudah dilenyapkannya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 September 2014


菩薩教導我們,聽經,一定要懂得不執著言說相;讀經,文字是言說的符號,當然不能執著文字相。第二個不能執著名字相,名詞、術語都是世尊教化眾生假設的,執著就錯了。一定要懂得裡頭的意思,不必斤斤計較這些文字。第三個不執著心緣相,心緣是我看到這個,我想大概是什麼意思,不可以。為什麼?佛的言語,以後寫成文字,全都是從自性當中流出來的。自性沒相,無相,自性無不相,你才真正能夠契入。為什麼不能看到文字,所謂望文生義?不可以,因為自性沒有相,正因為它沒有相,所以它有無量相;正因為它沒有意義,它有無量義。要與性德相應,你才能夠自性的智慧、德相慢慢恢復出來。

  到什麼時候完全明瞭?到明心見性,大徹大悟,見性之後一切通達。這個時候你有沒有意思?沒有。為什麼?見性的人,障礙自性的煩惱習氣斷掉了。

文摘恭录 二零一四淨土大經科註  (第一0八集)  2014/9/19









Seperti perumpamaan kisah Bhiksu Ying Ke yang melafal Amituofo selama tiga hari tiga malam, tidak berbaring juga tidak tidur, mengerahkan segenap kemampuan untuk melafal Amituofo, akhirnya berhasil mengundang kemunculan Buddha Amitabha. Buddha Amitabha berkata padanya bahwa usiamu masih tersisa 10 tahun, 10 tahun lagi Saya baru datang menjemputmu.

Namun rasa mawas diri Bhiksu Ying Ke sangat tinggi, tabiatnya sungguh berat, melakukan karma buruk, maka itu dia sangat takut, lebih baik sisa hidup 10 tahun tidak dikehendaki lagi, lebih baik memilih sekarang saja ikut dengan Buddha Amitabha. Buddha menyetujuinya, lalu berjanji tiga hari lagi akan datang menjemputnya. Mengapa Buddha Amitabha tidak langsung membawanya pergi?

Andaikata saat itu Buddha langsung menjemputnya terlahir ke Alam Sukhavati, maka Bhiksu Ying Ke akan meninggal dunia di dalam kamarnya. Beberapa hari kemudian penghuni vihara akan melihat bagaimana kondisinya di dalam kamar dan begitu pintu kamar dibuka, maka akan ditemukan beliau telah mati selama berhari-hari. Ini namanya mati sia-sia. Memberinya tenggang waktu tiga hari, jasa kebajikan ini tak terhingga dan tanpa batas, agar dia memberitahukan kabar ini kepada semua orang, sehingga seluruh penghuni vihara dapat mengetahuinya, tiga hari lagi Buddha Amitabha akan menjemputku terlahir ke Alam Sukhavati.

Dia adalah orang jahat, Bhiksu yang melanggar sila, melanggar tata krama, dia tahu akibat dari perbuatannya akan jatuh ke alam mana, yakni Neraka Avici. Oleh karena takut akan siksaan neraka, barulah mengerahkan segenap usaha melafal Amituofo, melafal hingga tiga hari tiga malam kemudian akhirnya Buddha Amitabha muncul di hadapannya. Maka itu tidak ada penghuni vihara yang berani mempercayai perkataannya, mereka menganggap orang seperti Ying Ke ini hanya menyepikan diri di kamar selama tiga hari sudah bisa memperoleh penjemputan Buddha, ini pasti bohong. Untunglah tiga hari bukanlah waktu yang lama, semua penghuni vihara juga jadi penasaran ingin membuktikan kebohongannya.

Hingga hari ketiga, dia meminta semua hadirin untuk melafal Amituofo mengantarnya terlahir ke Alam Sukhavati, inilah cara dia untuk menyelamatkan para makhluk. Setelah hadirin melafal Amituofo selama setengah jam kemudian, ternyata dia benar-benar terlahir ke Alam Sukhavati, semua orang jadi percaya, lihatlah, berapa banyak hadirin yang berhasil diselamatkannya!

Dengan penampilan ini, bukan hanya berhasil mempengaruhi orang-orang yang ada di jamannya, bahkan pada masa sekarang buku “Kisah para praktisi yang terlahir di Alam Sukhavati”, membuat para pembacanya menjadi terharu. Maka itu Buddha memberinya tenggang waktu tiga hari, agar dia menyelamatkan para makhluk berjodoh yang tak terhingga, mereka yang waktu itu menyaksikan dan mendengarkannya secara langsung adalah berjodoh, sekarang kita yang membaca kisahnya juga karena berjodoh. Jodoh ini akan terus berlangsung hingga sembilan ribu tahun kemudian, dimana kelak Buddha Dharma akan berangsur lenyap, maka jodoh ini juga akan ikut hilang. Selama tulisan tentang kisahnya ini masih ada, maka masih ada kemungkinan ada makhluk yang membaca kisahnya ikut tergugah, lalu mengikuti caranya, melepaskan semua kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo, satu arah, satu tujuan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo berkesinambungan, bertekad terlahir ke Alam Sukhavati.

Di dalam 48 Tekad Agung Buddha Amitabha, tekad yang ke-18, dijelaskan secara rinci, menjelang ajal melafal sepatah hingga sepuluh kali lafalan Amituofo juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Kelihatannya mudah namun kenyataannya tidaklah demikian, mengapa? Praktisi itu harus memiliki akar kebajikan. Akar kebajikan itu sudah dipupuk sejak kalpa tanpa awal, maka itu begitu mendengar nama Buddha Amitabha langsung membangkitkan sukacita, begitu mendengar Alam Sukhavati langsung membangkitkan keyakinan, takkan ada keraguan, membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, inilah yang disebut dengan makhluk yang akar kebajikannya sudah masak.

Buddha membabarkan Dharma di dunia ini menyelamatkan para makhluk agar terlahir ke Alam Sukhavati, sekelompok orang-orang ini berada di urutan pertama sebagai kelompok yang terselamatkan.  

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 September 2014


 像瑩珂就是很明顯的例子,念佛念三天三夜,不眠不休,拼命念,把阿彌陀佛念來了。佛告訴他,你壽命還有十年,十年之後我來接引你。他的警覺性很高,劣根性重,習氣太重,造業,他害怕了,我十年壽命不要了,我現在跟你去。佛就答應了,跟他約定,三天之後我來接引你。為什麼不當時帶他去?當時要帶他去了,瑩珂死了,死在寮房裡。過幾天看他怎麼樣,打開房門,死了好多天了。這個死就冤枉死了。留他三天,這個功德無量無邊,讓他把這個信息告訴大家,寺廟人都知道了,三天之後佛來接引他往生。他是個惡人,是個破戒、犯規的人,自己曉得將來到哪裡去,無間地獄。他是因為怕地獄苦,才拼命念佛,念了三天三夜把佛念來了。所以廟裡的人都不敢相信他,你這樣的人,關門念了三天,你來騙我們,說你三天之後往生。好在三天時間不算太長,我們等著看,看三天你往不往生。

  到第三天,他要求大眾念佛送他往生,那就是他度眾生。大家念佛念到大概一刻鐘,古時候一刻比我們現在長,因為古時候一時是現在的兩小時,中國用子丑寅卯辰巳午未,一天是十二時。現在用西方西洋的,叫二十四時,叫小時。印度的時比我們大,印度只分六時,晝三時、夜三時。真往生了,大家相信了,你說他度多少人!這個一示現,不但影響當時,我們在《往生論》裡頭看到這些文字,我們都受感動。所以佛叫他延後三天,讓他度無量有緣眾生,當時看到、聽到是有緣,現在我們看到這文字都是有緣。這個緣一直要延續往後九千年,佛法完全滅盡,他這個緣就沒有了。只要這個文字存在,就可能有一些有緣眾生看到受他感動,也學他這個方法,放下萬緣,一向專念,一個方向、一個目標,專念阿彌陀佛,求生淨土。

十八願講得很清楚,五逆十惡,臨終一念、十念都能往生。看起來是容易,事實也不容易,為什麼?他得有善根。善根是無始劫修的,聽到阿彌陀佛就歡喜,聽到西方極樂世界就相信,沒有懷疑,信願持名,這叫根熟眾生。佛現身說法接引往生,這些人第一批,頭一批得度的。

文摘恭录 二零一四淨土大經科註  (第一0八集)  2014/9/19